-
Toraja Utara | BNRI NEWS
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Toraja Utara menggelar debat pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara di Missiliana Hotel, Kota Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, Senin (4/11/2024).
Pilkada Toraja Utara diikuti dua pasangan calon (paslon), yaitu paslon nomor urut 1, Yohanis Bassang - Marthen Rante Tondok melawan paslon nomor urut 2, Frederik Victor Palimbong - Andrew Branch Silambi
Yohanis adalah Bupati Toraja Utara sedangkan Frederik Wakil Bupati Toraja.
Di Pilkada 2024, mereka pecah kongsi dan bertarung memperebutkan kursi Bupati Toraja Utara periode 2024-2029.
Debat berlangsung sengit, silih berganti calon bupati memberikan pertanyaan dan sanggahan.
Bro Dedy, sapaan Frederik Victor Palimbong terlihat sangat percaya diri ketika ditanya seputar stunting oleh Yohanis Bassang.
"Mungkin Pak Ombas lupa, saat saya jadi Ketua Tim Satgas Penurunan Stunting. Saya mengeluarkan Toraja Utara dari 4 besar stunting tertinggi di Sulsel dan sekarang Puji Tuhan sudah di nomor 14. Jadi tidak mendekati tertinggi lagi, bahkan kalau Pak Ombas ingat saat itu kalau stunting tidak turun di Torut saya mengundurkan diri sebagai wakil Bupati Pak Ombas, tapi terbukti stunting turun," jelas Bro Dedy.
Calon Bupati nomor urut 2, Frederi Victor Palimbong yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Toraja Utara sesi debat ini dengan memaparkan keberhasilan dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
Frederik Victor Palimbong atau yang akrab disapa Bro Dedy, menjelaskan bahwa kerja keras dan komitmen Toraja Utara telah membuahkan hasil.
Ketua Gerindra Toraja Utara itu juga menambahkan bahwa pentingnya memantau 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Jadi stunting membutuhkan anggaran yang memadai dan tepat sasaran, kita masyarakat Toraja Utara harus bersyukur karena telah mengelola anggaran dengan baik walaupun saya akui masih banyak yang kurang," tuturnya.
Sementara dalam konfrensi pers usai debat, Dedy menjelaskan jika terpilih menjadi Bupati, dia ingin pembangunan Toraja Utara merata hingga ke pelosok desa.
"Walaupun waktu tak bisa diulang dan kita syukuri apa yang lebih dan yang kurang, jika saya diberikan kuasa seperti kuasa seorang bupati, saya mau berusaha meratakan pembangunan hingga ke pelosok desa, tidak hanya di Kota Rantepao saja. Mulai dari pemerataan pembangunan jalan, pendidikan, kesehatan, hingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang masih menganggur pastinya itu yang menjadi prioritas saya," tutupnya.
( Amos )