-
Jakarta, BNRI NEWS - Desri Arisandi adalah anggota Gerakan Advokat dan Aktivis (GAAS) yang bisa dibilang unik dan gigih karena datang dari Pekanbaru (PKU), Riau saat Pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Advokat dan Aktivis (DPP GAAS) sejak 27 September hingga 12 Oktober 2020.
"Dengan modal nekad ia datang ke Jakarta untuk pertama kalinya. Berangkat sekira pukul 8 pagi dari Bandara Syarif Qasim Pekanbaru dan tiba di saat acara pelantikan masih tengah berlangsung," aku Sekjen GAAS Suta Widhya SH.
Menurut Suta, dirinya ditelpon Desri Sabtu (26/9) bahwa perwakilan dari Pekanbaru, Riau sudah disiapkan dana untuk tiket ke Jakarta. Dalam percakapan sudah ditekankan oleh Suta agar ada _return ticket_ karena Panitia tidak memiliki akomodasi bagi undangan di luar Jakarta apalagi yang berasal dari luar Pulau Jawa.
"Singkat cerita Desri, aktivis Riau ini akhirnya kami upayakan untuk menginap di Mess Badan Perhubungan Perwakilan Propinsi Riau di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat. Dan ternyata memang benar dengan dana minimalis ia mampu bertahan lebih dari 10 hari di Jakarta, " Lanjut Suta.
Itu sebabnya Ketum DPP GAAS Rudy Silfa memberikan keistimewaan posisi Wabendum bagi Desri dengan tujuan sementara sebagai "perwakilan" pengurus DPP GAAS Yang ada di Riau.
Desri pun ikut ke Mapolres Jakarta Selatan untuk menunjukkan kepedulian dirinya dalam rombongan Tim Kuasa Hukum GAAS membela DR. Elza Syarief SH MH. Dimana sebelumnya ikut rapat di rumah klien yang nota bene juga pengacara dan dosen dalam dan luar negeri ini.
Fenomena kehadiran Desri pun membuka inspirasi kawan - kawan GAAS untuk bergotong-royong membantu kepulangan ke Pekanbaru. Tidak kurang dari Ketua Dewan Pakar GAAS Capt. HM. Anton Hermawan SE. MM. pun turun tangan menyediakan tiket pesawat dan Rapid Test.
"Kawan - kawan yang lain menunjukkan kepedulian kepada Desri karena mereka menganggap bahwa anggota GAAS yang satu ini tanpa banyak tanya dan pertimbangan berani ke Jakarta. Coba bedakan dengan sikap orang yang rajin bertanya tapi tidak bertindak atau ragu melakukan sesuatu," Tanya Suta menutup penjelasannya pada Jumat (16/10) malam di Jakarta.
(Pen/Serfan Nurali)
